Curhat itu biasa saja sebenarnya. Tetapi menjadi tidak biasa manakala orang yang curhat adalah orang yang berpengaruh. Tentu saja akibatnya bisa sangat berbeda. Bila yang curhat adalah anak muda cewek kepada temannya, mungkin tidak akan berpengaruh besar bagi bangsa. Paling-paling berakhir dengan menangis berdua dan menghabiskan berkotak-kotak tissue.
Namun berbeda halnya bisa yang curhat adalah seorang pejabat publik yang ada di televisi. Tentu saja dampaknya langsung bisa kerasa terhadap bangsa. Bangsa yang sudah telanjur memilihnya menjadi pejabat, tiba-tiba disuguhi oleh 'drama telenovela' yang sarat dengan deraian air mata. Bangsa yang melihat menjadi semakin kecewa, karena selama ini para pejabat itu sudah terlanjur dianggap sebagai pahlawan, sosok yang tanpa cacat. Seperti kita tahu, pahlawan tidak boleh kalah, menangis atau bahkan curhat kepada orang yang memilihnya. Karena bangsa yang telah memilihnya itu telah berharap banyak dan berkorban banyak untuk dia.
Berbeda lagi bila yang curhat adalah seorang ibu rumah tangga bernama Prita. Mengeluh mengaduh di email bersambung, yang akhirnya dituduh melakukan pencemaran nama baik rumah sakit yang dia sebut-sebut di emailnya. Buntutnya pun panjang, Prita diseret ke pengadilan dan akhirnya mendulang simpati bangsa ini. Prita mendapatkan sumbangan koin yang jumlahnya puluhan juta, untuk membayar denda yang divoniskan padanya. Bangsa ini pun terketuk hatinya, dan beranggapan bahwa inilah curhat yang sebenarnya. Curhat seorang ibu rumah tangga yang hanya ingin menumpahkan isi hatinya. Saking tak ada yang bisa diajak bicara, maka emailpun dipilih sebagai media penyalurannya.
Dua kasus curhat yang berbeda, satu curhat para pejabat yang sumbang di telinga. Terkesan seperti drama yang berlebihan dan beraroma intrik politik yang membuat kita tergelitik. Sementara di sisi lain, curhat seorang Prita yang malah mendulang berjuta simpati dari publik rakyat Indonesia. Siapapun boleh curhat, hanya saja curhat yang seperti apa yang akan kita lakukan. Dan kepada siapakah curhat itu akan kita sampaikan. Karena dunia adalah ladang penuh masalah, bila tidak kita bagi persoalan itu dengan orang lain, maka beban itu akan menjadi semakin berat. Dengan curhat, beban menjadi semakin ringan, meski solusi juga belum didapatkan.
Semoga para pejabat negeri ini mencukupkan diri bercurhat kepada istri dan orang kepercayaannya, jangan sampai curhat di televisi, karena akan susah membedakan manakah pejabat dan manakah selebriti yang bermasalah dengan rumah tangganya. ( muslimdaily )
No comments :
Post a Comment