Tombol "Like" yang bersimbol jempol sudah jamak dipakai para penggunanya di Facebook. Ternyata meng-klik tombol "suka' ini bisa menggiring ke data pribadi seseorang. Tombol yang biasanya menunjukkan minat seseorang atas artis, atlet, film, musik, organisasi, politik, agama, kutipan, lagu, dan lainnya ini ternyata bisa meninggalkan jejak digital. Jejak digital ini bisa menunjukkan siapa Anda dan bisa digunakan oleh pemasar, lembaga kredit, perusahaan, politikus, atau pemerintah.
Menurut Michal Kosinski, direktur operasi dari Pusat Psikometrik di Universitas of Cambridge, Inggris, tombol "Like" itu merupakan catatan digital, seperti halnya Google browsing. Tombol tersebut mudah dan dapat digunakan untuk membuat potret yang akurat serta bisa mengungkapkan identitas seseorang. "Saya bisa memprediksi siapa Anda hanya dari tombol "Like" Facebook Anda," katanya, Senin, 11 Maret 2013.
Meng-klik tombol "Like" memungkinkan pengguna untuk mengekspresikan hubungan dengan konten online. "Kebanyakan orang tidak menyadari mereka meninggalkan jejak yang sangat pribadi," kata Kosinski. Umumnya, tombol "Like" diklik dengan santai, dianggap tak bahaya, dan tidak penting. "Yang mengejutkan, dari data yang dianggap tak penting itu bisa ditarik kesimpulan penting," katanya.
Dari sejumlah informasi yang tampaknya remeh, namun bisa menunjukkan karakteristik seseorang. Kata Lillie Coney, associate director dari Electronic Privacy Information Center, sebuah organisasi yang meneliti kepentingan publik di Washington, kumpulan data ini ditambang oleh broker data dan dijual kepada peminatnya, seperti perusahaan dan politikus. Sedangkan Kosinski mengatakan, konsumen harus berhati-hati.
"Pengguna harus menyadari, apa pun yang mereka lakukan di dunia maya dapat digunakan untuk menyimpulkan ciri-ciri dan kepribadian. Melebihi yang mereka duga," katanya.
Kosinski tak asal bicara tentunya. Dia menyodorkan penelitian yang membuktikan pendapatnya. Dengan menyadap data pengguna aplikasi di Facebook, myPersonality, sekitar 58 ribu memberikan akses ke profil Facebook pengguna sehingga data jaringan sosial bisa terungkap. Dalam hal ini, para peneliti mengembangkan sebuah model matematika dan berkorelasi dengan menilai tombol "Like" mereka.
- Hanya dari tombol "Like" model penelitian meramalkan:
- Gender (dengan akurasi 93 persen)
- Ras (dengan akurasi 95 persen)
- Orientasi seksual, (Gay dengan akurasi 88 persen. Lesbian dengan akurasi 75 persen)
- Pengguna narkoba (dengan akurasi 65 persen)
- Afiliasi politik (dengan akurasi 85 persen)
- Agama (dengan akurasi 82 persen)
- Status pernikahan (dengan akurasi 67 persen)
Para penulis juga menemukan bahwa model penelitian hampir seakurat tes kepribadian singkat. Studi yang dipublikasikan pada jurnal PNAS ini didanai Microsoft Research dan Boeing Corporation. ( tempo.co )
No comments :
Post a Comment